Berita Terbaru

Kotoran Sapi Penuhi Saluran Air, Peternak Kerja Bakti




Berita Kuningan - Puluhan ton Kotoran Hewan (Kohe) sapi dihasilkan dari peternakan sapi di  Kecamatan Cigugur memenuhi aliran air dan sungai, diantaranya di Kelurahan Cipari, untuk itu, warga melakukan aksi membersihkan limbah Kohe di sekitar kandang sapi, Kamis (27/8/2020) pagi.

Terpantau kondisi kotoran sapi di sekitar kandang warga memenuhi saluran pembuangan /selokan. Ketinggian endapan kotoran sapi itu berkisar dari 30-60 cm saat diukur sudah memadati selokan yang sudah tidak ada airnya.

Terlihat, saluran yang diperkirakan lebih dari 100 meter itu masih ditutupi kotoran sapi, bahkan menyumbat saluran air yang menuju setu Cisumur, mengakibatkan setu Cisumur kering.

Saat aksi kerja bakti , hadir Anggota Komisi 3 DPRD Kuningan, Sri Laelasari, Kabid P3HL Dinas Lingkungan Hidup Kuningan, Asep Abdus Syakur, aparat Pemerintahan Kecamatan Cigugur, dan Kelurahan Cipari, juga perwakilan dari KSU Karya Nugraha, Babinsa Kelurahan Cipari Sertu Jaja Jahari.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Wawan Setiawan melalui Kabid P3HL, Asep Abdus Syakur, berharap agar para peternak melakukan kegiatan tersebut secara rutin, tidak hanya pada saat monitoring dan evaluasi (monev).

"Di musim kemarau memang tidak akan terasa. Tapi nanti saat musim penghujan, limbah kotoran ini pasti akan menjadi masalah. Sekarang saja keluhan dari warga bagian hilir saluran sungai sudah banyak, jadi mohon kompak ini harus dibersihkan," tegas Asep kepada para peternak.

Untuk penyelesaian masalah limbah Kohe  pihaknya berencana akan mengumpulkan kembali para peternak dalam sebuah masyawarah agar menemukan solusi yang tepat. 

"Hingga bulan September nanti Kami fokus pada penyelesaian masalah limbah kotoran sapi, biar masalah menahun ini segera selesai, Kami akan duduk bersama dengan para peternak,"ujar Asep.

Selanjutnya, Asep mengakui permasalahan limbah kotoran sapi bukan hanya persoalan lingkungan saja, namun juga dari aturan standar kwantitas sapi dan luas lahannya juga diperlukan pengawasan secara rutin. 

"Namun standar kwantitas hewan dan lahan kandang peternakan, itu merupakan ranah dinas peternakan dan perikanan,"paparnya.

Sementara itu Aleg Fraksi Gerinda-Bintang, Sri Laelasari saat meninjau lokasi menyayangkan aliram sungai yang tersendat oleh kotoran sapi.

"Iya baru sebagian yang dibersihkan dan diangkat kotoran sapinya, tapi itu juga sudah ada upaya. Tinggal kesungguhan para peternak saja untuk membersihkan keseluruhannya. Kita lihat saluran air yang dipenuhi kotoran sapi ini masih panjang ke arah hilir, " kata Sri Laelasari, saat ditanya media di lokasi.

Sri Laelasari menerangkan permasalahan pembuangan kotoran sapi ini sudah dari tahun ke tahun selalu muncul. Intinya, kata dia adalah kebijakan pemerintah daerah yang belum tegas dan kesungguhan para peternak dalam pengelolaan limbah kotoran sapi.

"Di hilir, dampak pembuangan kotoran sapi ini sangat meresahkan. Sudah dirasakan dampaknya di sekitar Kelurahan Winduherang dan Purwawinangun, " papar Sri.

Salah seorang peternak sapi yang juga termasuk anggota KSU Karya Nugraha berdalih, belum dibersihkannya kotoran sapi tersebut, karena masih dibutuhkan untuk media tanam rumput gajah yang jadi pakan sapi.

"Untuk bagian hilir ini, peternak masih menggunakan kotoran sapi sebagai media tanam rumput gajah. Jadi sengaja belum diangkat, karena nanti juga dibutuhkan, " kata dia. (AD27/Eca/Red)

Tidak ada komentar