Berita Terbaru

Penjual Es ini Setiap Hari Menggratiskan Dagangannya untuk Anak Yatim


Berita Kuningan - Beramal dan menjadi seorang dermawan tidak harus menunggu kaya dengan memiliki harta berlimpah, salah satunya seperti Pedagang Es asal Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan ini, dia menggratiskan dagangannya khusus untuk anak yatim.

Ero (39), ayah dari empat orang anak ini hanyalah penjual es takol. "Takol" adalah kata dalam bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia artinya pukul. Es yang dipukul, dimasukkan ke dalam cup dan diberi toping dijual seharga Rp 2 - 3 ribu, tergantung toping.

Ero yang berjualan Es Takol sejak awal Januari tahun 2019 ini menggratiskan dagangannya khusus untuk anak yatim setiap hari. Dalam sehari ada sekitar 15 hingga 20 anak yatim yang menikmati es buatannya dengan gratis.

"Sehari sekitar 15 sampai 20 anak. 1 anak hanya boleh dapat sekali dalam sehari, tapi kalau besoknya mau minta lagi ya boleh setiap hari juga, yang penting satu hari cuma boleh sekali," ungkap Ero pada beritakuningan.com, Senin (06/05/2019).

Ero melakukan hal itu karena dirinya ingin beramal. Selain itu dirinya tersentuh dan merasa sedih membayangkan nasib anak yatim yang masih kecil harus sudah kehilangan seorang ayah.

"Pengen beramal aja, yang gede gak bisa ya mulai dari yang kecil. Terus suka inget sama diri sendiri aja ya gimana kalo kita masih kecil udah gak punya ayah," lanjutnya.

Memasuki bulan Ramadhan ini Ero hanya menjajakan dagangannya di sebuah SD Kristen di wilayah Cigugur. Meskipun kepada anak yang beragama Kristen, Ero yang beragama muslim tetap menggratiskan esnya selama anak itu memang sudah yatim.

Bila di hari-hari biasa ia memperoleh laba sekitar Rp 150 - 200 ribu perhari, dalam bulan puasa ini omsetnya menurun lebih dari 50 persen, dalam sehari dirinya hanya mendapatkan untung sekitar Rp. 60 ribu saja.

Kendati demikian, Ero tetap mensyukuri rezeki yang didapatnya. Dirinya tidak mencari usaha lain dan lebih memilih untuk lebih fokus beribadah selama menjalani bulan suci Ramadhan.

"Saya dulu pernah jual cakue dan masih ada gerobaknya, tapi mau ibadah di Masjid aja lah, bulan Ramadhan kan datangnya cuma setahun sekali, yang penting sudah cukup buat makan sehari-hari," pungkasnya. (AR27/EH16/Red)

Tidak ada komentar