KolaborAKSI Saling Menguatkan Industri Kopi Kabupaten Kuningan
Kepala Diskatan Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah mengatakan bahwa Kabupaten Kuningan memiliki potensi kopi yang luar biasa. Pada tahun 2024, produksi kopi di daerah ini mencapai 775,8 ton, terdiri dari 724,04 ton robusta dan 51,76 ton arabika. Luas lahan kopi pun signifikan: 1.485,25 hektare untuk robusta dan 87,07 hektare untuk arabika. Produktivitas robusta mencapai 1.099,76 kilogram per hektare, sedangkan arabika 869,92 kilogram per hektare. Sebagian hasil panen bahkan telah diekspor ke luar negeri, menandakan daya saing kopi Kuningan di pasar internasional.
Diberitakan planet.merdeka.com, keberhasilan kopi Karangsari, misalnya, yang mewakili Jawa Barat di ajang World of Coffee 2025, menjadi bukti nyata bahwa kopi Kuningan mampu bersaing secara global. Dukungan pemerintah daerah melalui pendampingan teknis dan pelatihan bagi petani turut mendorong peningkatan kualitas dan efisiensi produksi.
Kolaborasi Akademisi dan Industri: Dari Hulu ke Hilir
Keunggulan Kabupaten Kuningan tak hanya terletak pada sumber daya alam, tetapi juga pada semangat kolaborasi. Pemerintah Kabupaten Kuningan secara aktif menggandeng akademisi dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk memberdayakan pelaku usaha kopi. Salah satu bentuk nyata kolaborasi ini adalah program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Community Development (Comdev), di mana mahasiswa terjun langsung ke lapangan, mendampingi petani dan pelaku UMKM kopi.
Dalam program Comdev Universitas Prasetiya Mulya, misalnya, mahasiswa tidak hanya melakukan pendataan kelompok tani dan hasil panen, tetapi juga merancang strategi pemasaran inovatif, membantu penguatan branding, hingga membangun platform e-commerce khusus kopi Kuningan. Langkah ini memudahkan petani memperluas akses pasar dan meningkatkan nilai tambah produk mereka.
Selain itu, mahasiswa juga mengadakan workshop tentang standarisasi produksi, pengemasan, dan strategi pemasaran efektif. Tujuannya, agar pelaku usaha kopi Kuningan mampu menghasilkan produk yang unggul, baik dari segi rasa maupun presentasi. Sinergi ini memperkuat legalitas, pengelolaan data, dan inovasi pemasaran kopi Kuningan, menjadikannya komoditas yang siap bersaing di pasar nasional maupun internasional
Dampak Nyata di Masyarakat
KolaborAKSI antara akademisi dan pelaku industri kopi membawa dampak nyata. Di tingkat hulu, petani kopi mendapatkan pendampingan teknis, pelatihan pertanian berkelanjutan, serta edukasi tentang pentingnya menjaga kualitas panen. Di tingkat hilir, pelaku UMKM kopi dibantu dalam pengembangan produk, pemasaran offline dan online, hingga penyiapan strategi penjenamaan kreatif
Acara seperti Saung Rahayat 2024 menjadi ajang temu antara mahasiswa dan UMKM, memperkuat jaringan dan mendorong inovasi di industri kopi lokal. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat menginspirasi dan memperkuat pemberdayaan masyarakat, sekaligus menciptakan iklim kewirausahaan yang sehat dan berkelanjutan
Menuju Masa Depan Kopi Kuningan yang Gemilang
KolaborAKSI yang harmonis antara akademisi, mahasiswa, pemerintah, dan pelaku industri kopi di Kabupaten Kuningan telah membuktikan diri sebagai strategi efektif dalam memperkuat daya saing industri kopi. Dengan terus mengedepankan inovasi, pendampingan, dan sinergi lintas sektor, kopi Kuningan bukan hanya menjadi kebanggaan daerah, tetapi juga siap mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
Ke depan, diharapkan semakin banyak pihak yang terlibat dalam ekosistem kopi Kuningan, sehingga keberlanjutan dan kesejahteraan petani kopi dapat terus terjaga. KolaborAKSI bukan sekadar slogan, melainkan gerakan nyata untuk saling menguatkan dan membangun masa depan industri kopi yang lebih baik dan berdaya saing global
Masih banyak tugas yang harus dilakukan sebagai pekerjaan rumah kolaborAKSI. Contohnya adalah seperti penguatan di sektor hulu seperti peningkatan keterampilan petani dari sisi budidaya, panen dan pasca panen bahkan juga manajemen pertanian. Aspek lain yang bisa dilakukan adalah optimalisasi lahan pertanian serta pelibatan pemuda sebagai upaya regenerasi untuk menjamin sisi suplai. Penguatan juga perlu dilakukan di sektor tengah seperti penggunaan sistem dan teknologi informasi untuk integrasi hulu, hilir dan layanan/pendidikan. Terakhir adalah sektor hilir seperti peningkatan kualitas kopi yang sesuai dengan kebutuhan tren industri serta pengembangan pasar. Semoga kolaborAKSI menjadi salah satu solusi pamungkas yang bisa dikedepankan demi kesehatan industri kopi di Kabupaten Kuningan dan daerah lain di Indonesia.
Penulis : Faizal Ahmad, M.Kesos & Yogie Permana
Pusat Pengembangan Usaha Kecil, Universitas Prasetiya Mulya
#kolaborAKSI #impactcreator
Tidak ada komentar