Voting: Kuningan Lebih Perlu Pesta Kembang Api atau Menolong Masyarakat Miskin Saat Tahun Baru?
Tahun 2017 mulai bermunculan daerah yang melarang "Perayaan Tahun Baru" secara berlebihan seperti Provinsi Jawa Timur dan Gorontalo. Di Kabupaten Kuningan pun banyak masyarakat yang tidak setuju dengan adanya pesta kembang api terselenggara di Kota Kuda tersebut karena dianggap mubazir.
Dari voting yang diselenggarakan Komunitas Film Kuningan Cerdas (KOFIKUCA) di akun Facebooknya, 98 dari 100 responden lebih memilih menggunakan anggaran tersebut untuk membantu masyarakat miskin yang membutuhkan dibanding untuk pesta kembang api.
Hasil voting dapat dilihat di: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=503169513402881&id=100011295104028
Hingga berita ini diturunkan, status tersebut memiliki jumlah 100 komentar, 137 kali disukai dan 16 kali dibagikan. Voting ini merupakan salah satu upaya dari KOFIKUCA untuk menampung opini masyarakat Kabupaten Kuningan dalam menyambut tahun baru sebagaimana disampaikan oleh Anggun Purnama, Ketua KOFIKUCA.
"Kita menampung opini masyarakat Kuningan terkait pesta kembang api dalam perayaan tahun baru. Kita lihat di Kuningan sendiri masih banyak masyarakat miskin yang belum terbantu karena kurangnya anggaran yang ada, "ungkap Anggun.
Anggun bersyukur melihat hasil voting tersebut membuktikan bahwa masih lebih banyak masyarakat yang peduli terhadap saudaranya yang tidak mampu dibanding hanya kesenangan pribadi yang menimbulkan rasa iri.
Anggun pun berharap pemerintah Daerah bisa lebih peka dengan kondisi warganya yang masih di bawah garis kemiskinan. Sebab, sangat ironis jika ada Daerah yang menggelar pesta kembang api yang menelan biaya besar sementara masih banyak warga miskin di Daerah tersebut.
"Kita boleh merayakan tahun baru dengan hal yang lebih bermanfaat seperti berdzikir atau isthigosah sebagai wujud syukur kita pada Allah atas usia yang masih diberikan, jadi sekaligus menghindari iri hati warga tidak mampu," pungkas Anggun. (AR27/Red)
Tidak ada komentar